YDBA terus mempertajam fokus pembinaannya, agar tepat sasaran dan efisien. Hal ini dapat dilihat dalam perjalanan KPI Utama YDBA yang terus berproses: Kali Pelatihan & Jam Pendampingan -> Jumlah Lulusan Kriteria UMKM Mandiri -> + Adanya Sekung -> + Tercapainya Target QCD Sekung -> + Sistem Monitoring Terintegrasi.
Adanya Pasar yang diwakili oleh Ayah Angkat (industri/customer besar), Branding (pengikat komunitas untuk membangun pasar bersama), Sertifikasi Organik (pasar ekspor)
Fokus pembinaan sekung adalah komunitas yang sudah menjalankan usahanya secara tradisonal minimal 2 tahun, dan mempunyai potensi pasar. Sedang startup biasanya terdiri dari individu dan masih mencari pasar, dan sudah mahir e-commerce. Dalam Program sekung 1.0 “Memasang Landasan”, menekankan pada peng-install-an dasar2 manajemen. Mulai dari Manajemen Produksi (5R & LK3), HRD, Keuangan dan Marketing (marketing di urutan terakhir). Tetapi dalam Sekung 2.0 “Lepas Landas” program marketing adalah prioritasnya, yaitu membuat produk yang sesuai dengan permintaan pasar dan membangun brand.
Di beberapa sekung sudah ada owner UKM yang milenial (lahir 1981 – 1996, Pew Research Center), seperti di Tegal, Waru, Jogja, dan Bontang. Untuk sekung yang ownernya sudah senior, YDBA melihat peluang untuk melibatkan anak-anak owner dalam bidang digital marketing. Kedepannya, usia di bawah 40 tahun bisa menjadi salah satu persyaratan sekung.
Pengembangan UKM di Jawa dipilih yang sesuai dengan kompetensi dan bisnis Astra dengan mengandalkan adanya Ayah Angkat dari lingkungan Astra, sedang untuk di luar Jawa untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan program CSR anak perusahaan Astra. Kedepannya untuk sekung non kompetensi Astra, persyaratan adanya Ayah Angkat akan diperkuat antara lain dengan mengandalkan program sertifikasi organik yang bisa masuk ke pasar ekspor. Meskipun penyelenggaraan LPB bekerjasama dengan perusahaan Astra lainnya, kepemimpinan dan komando tetap berada di YDBA.