E. ZONA SEKTOR UNGGULAN -> QnA Sektor Unggulan

QnA Sektor Unggulan

Kembali
1. Bagaimana sampai pada Program Sekung?

YDBA terus mempertajam fokus pembinaannya, agar tepat sasaran dan efisien. Hal ini dapat dilihat dalam perjalanan KPI Utama YDBA yang terus berproses: Kali Pelatihan & Jam Pendampingan -> Jumlah Lulusan Kriteria UMKM Mandiri -> + Adanya Sekung -> + Tercapainya Target QCD Sekung -> + Sistem Monitoring Terintegrasi.

Dahulu : Individu yang sudah menjadi UMKM
 
Kini : Fokus pada komunitas yang sesuai 12 syarat sekung
  • Bagi UMKM: Menginstal manajemen dan mentalitas Astra agar mampu berproduksi sesuai standar QCD industri besar, secara terintegrasi, yaitu meliputi 5 pilar UMKM Mandiri
  • Bagi Komunitas (Lingkungan Sosial): Mempersatukan UMKM yang serius, yang mau, melakukan perbaikan agar bisa bekerjasama merubah sektor industri tradisional menjadi modern. Diharapkan gerakan ini bisa berimbas pada sektor lainnya
  • Bagi Intern YDBA: Memanajemeni program pembinaan UMKM yang terukur (jadwal, hasil dan biayanya) secara terintegrasi
  • Bagi Ayah Angkat: mengefektifkan program CSR dengan langsung menaik-kelaskan UMKM di sentra industri tradisional (akar rumput)

Adanya Pasar yang diwakili oleh Ayah Angkat (industri/customer besar), Branding (pengikat komunitas untuk membangun pasar bersama), Sertifikasi Organik (pasar ekspor)

  • Manufaktur : Industri Besar (yang bisa memberi order secara kontinu), bisa berasal dari internal grup Astra, bisa juga dari eksternal seperti: PT Kalbe Farma.
  • Bengkel : Branding Standar Pelayanan HBBA
  • Agri/Peternakan : Industri Besar (yang bisa memberi order secara kontinu) atau Sertifikasi Organik (yang diminta pasar) dan Konsultan
  • Subjeknya adalah komunitas UMKM dalam sentra industri tradisionil sejenis (sedikit di atas home industry). UMKM tsb diajak untuk naik kelas, agar mampu berproduksi sesuai standard QCD industri besarnya (sekung 1.0). Jadi di tahap awal program sekung, UMKM ybs memang belum mampu berproduksi massal secara konsisten. Pada sekung 2.0, komunitas diajak untuk memasarkan produknya sendiri. Lalu going global (sekung 3.0).
  • Fokus. Program sekung fokus pada industri sejenis. Fokus pada tahapan2 proses, step by step. Fokus pada target yaitu mampu memenuhi permintaan ayah angkat. Fokus pada UMKM yang mau berubah, yang mau melakukan perbaikan. Contoh: pengusaha ikan yg memang penghasilannya dari usaha tsb, di Sangata, lebih cepat berkembang dan segera melakukan perubahan, dibanding yg karyawan yg menyambi usaha ikan.
  • Prakondisi. Sebelum masuk ke dalam tahapan program sekung, selalu perlu melakukan prakondisi, seperti sosialisasi, menguji pemahaman peserta sekung atas proses yang akan atau telah mereka kerjakan, mengingatkan kembali pada konteks atau tujuan program sekung, dll.
  • Long Term. Program sekung bermaksud untuk memberi manfaat untuk jangka panjang. Bukan manfaat sesaat, sehingga memang memerlukan pengorbanan dari peserta, no free lunch, seperti untuk merubah kebiasaan (keluar dari comfort zone) dan memperbaiki infrastruktur. YDBA berusaha membantu agar “pengorbanan” UMKM tsb efektif, memberi hasil di masa depannya, yaitu mampu memenuhi order industri besar dan mampu bersaing di pasar yang lebih besar.
  • Program sekung adalah kepompong, tempat ulat bermetamorfosa menjadi kupu kupu. Sebuah concentration camp, dimana peserta sekung diajak secara intensif dan cepat untuk melakukan perubahan. Jika pelatihan dan pendampingan “bertabrakan” dengan jadwal produksi, terpaksa hari libur pun musti dipakai, seperti yg dilakukan di LPB Tegal. Program sekung diharapkan bisa memancing sikap militan dalam melakukan perbaikan. Prakondisi bagi peserta program menjadi penting.
  • Lamanya jangka waktu program, bisa mencapai 3 tahun, karena program pembinaan ini komplit di 5 pilar manajemen sesuai kriteria UMKM Mandiri dan dilakukan dlm 6 tahap. Solusi: (1) YDBA sedang membuat sistem monitoring yg terintegrasi, untuk mengurangi waktu tunggu yang tidak jelas tujuannya. (2) proses bisa dihentikan di tahap 3 atau 4 (meski tidak diharapkan), untuk segera switch ke sekung lain.
     
  • Jumlah peserta sedikit dan sejenis, target 20 UMKM, tidak dramatis untuk PR. Solusi: YDBA ingin membangun lebih banyak sekung. Untuk mempersingkat proses pencarian sekung, YDBA berencana menyebarkan persyaratan menjadi sekung ke masyarakat luas, agar komunitas bisa mengajukan permohonan untuk diverifikasi, apakah komunitasnya cocok untuk dijadikan sekung YDBA.
  • Karena YDBA belum menemukan pasar kerajinan dengan permintaan yang kontinu, yang merangsang perubahan mekanisme kerja, dan peningkatan standar QCD. Namun dengan akan dibukanya Resta Area di tol Semarang-Solo, dimana UMKM Kerajinan dan Kuliner diajak untuk mengisi booth di sana, maka terbukalah kesempatan bagi YDBA untuk membina sekung kerajinan & kuliner untuk memenuhi standar pelayanan/produk rest area tsb.
  • Di lokasi lain, UMKM Kerajinan boleh mengikuti program pelatihan dan pendampingan generik untuk umum, seperti BM, 5R, HRD, Manajemen Keuangan, dll. Dan bisa berdiskusi tentang bisnis mereka dengan pengurus & manager YDBA dan pengurus LPB, tetapi bukan prioritas LPB.
  • Bagi UMKM Kerajinan yg telah ikut pelatihan bisa jadi peserta pameran bersama YDBA di: Inacraft, TEI, GIIAS, Jakarta Fair, dan IKEA.
  • Definisi startup versi wikipedia: Perusahaan rintisan merujuk pada semua perusahaan yang belum lama beroperasi. Perusahaan2 ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Istilah "startup" menjadi populer secara internasional pada masa gelembung dot-com, di mana dalam periode tersebut banyak perusahaan dot-com didirikan secara bersamaan. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_rintisan)
  • YDBA belum punya program pembinaan spesial untuk startup, seperti program sekung. Tetapi pengusaha2 startup boleh mengikuti program pelatihan dan pendampingan generik untuk umum, seperti BM, 5R, HRD, Manajemen Keuangan, dll. Dan bisa berdiskusi tentang bisnis mereka dengan pengurus & manager YDBA dan pengurus LPB, tetapi bukan prioritas LPB.
  • Kedepannya, jika didapatkan formula yang cocok, bukan tidak mungkin pembinaan startup menjadi bagian dari unggulan YDBA.

Fokus pembinaan sekung adalah komunitas yang sudah menjalankan usahanya secara tradisonal minimal 2 tahun, dan mempunyai potensi pasar. Sedang startup biasanya terdiri dari individu dan masih mencari pasar, dan sudah mahir e-commerce. Dalam Program sekung 1.0 “Memasang Landasan”, menekankan pada peng-install-an dasar2 manajemen. Mulai dari Manajemen Produksi (5R & LK3), HRD, Keuangan dan Marketing (marketing di urutan terakhir). Tetapi dalam Sekung 2.0 “Lepas Landas” program marketing adalah prioritasnya, yaitu membuat produk yang sesuai dengan permintaan pasar dan membangun brand.

Di beberapa sekung sudah ada owner UKM yang milenial (lahir 1981 – 1996, Pew Research Center), seperti di Tegal, Waru, Jogja, dan Bontang. Untuk sekung yang ownernya sudah senior, YDBA melihat peluang untuk melibatkan anak-anak owner dalam bidang digital marketing. Kedepannya, usia di bawah 40 tahun bisa menjadi salah satu persyaratan sekung.

Pengembangan UKM di Jawa dipilih yang sesuai dengan kompetensi dan bisnis Astra dengan mengandalkan adanya Ayah Angkat dari lingkungan Astra, sedang untuk di luar Jawa untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan program CSR anak perusahaan Astra. Kedepannya untuk sekung non kompetensi Astra, persyaratan adanya Ayah Angkat akan diperkuat antara lain dengan mengandalkan program sertifikasi organik yang bisa masuk ke pasar ekspor. Meskipun penyelenggaraan LPB bekerjasama dengan perusahaan Astra lainnya, kepemimpinan dan komando tetap berada di YDBA.

  • Dalam siklus PDCA, P dilakukan oleh dept PD, D oleh LPB, C oleh dept. TM, A dilakukan ber-sama2.
  • HRD, FA, GA mendukung kelancaran pelaksanaan program sekung sesuai spesialisasi masing2, seperti penyiapan man power, pendanaan, fasilitas kerja, termasuk menyiapkan pelatihan dan pendampingan yang sesuai spesialisasinya (modul & instruktur).
  • CIS = memberitakan the beauty of YDBA dan merawat relasi dengan pihak eksternal
  • Untuk menjaga kelancaran tugas ini penting sekali data dari peserta sekung, seperti: fasilitas yang mereka miliki, supply chain di antara anggota sekung, kesiapan 5R & LK3, dll. Keakuratan dan kelengkapan data ini sangat mempengaruhi keputusan2 yang diambil di Kantor Pusat. Contoh: sempat terjadi kesimpang siuran, apakah sekung di Bontang perlu bantuan irigasi, karena ada desa yg mengalami kekeringan tapi ada yang dekat sungai.
  • Kantor Pusat dan LPB melakukan analisa data anggota sekung, antara lain: sudah punya produk apa saja, bagaimana jalur distribusinya, siapa saja konsumen yang sudah ada, adakah supply chain di antara anggota, apa kebutuhan yang sama di antara anggota, level UKM Mandiri, 5R, dll
  • Kantor Pusat dan LPB me-revisit BMC dan SIPOC yang telah disusun di awal program sekung, untuk menyusun BMC dan SIPOC yg baru, yg lebih sesuai untuk diwujudkan oleh komunitas itu dengan berkoperasi.
  • Lakukan team building untuk anggota sekung, untuk memperkuat ikatan emosi antar anggota dan membangkitkan: keterbukaan, kekeluargaan, berkomunikasi lebih baik, dll
  • Pelatihan 7 habits untuk anggota sekung, agar menjadi lebih efektif dan menanamkan konsep antara lain: proaktif, punya visi, membuat prioritas, berpikir positif kepada orang lain, berkomunikasi dengan baik, bersinergi
  • Bersama anggota sekung menyusun manfaat (Value Preposition) koperasi untuk anggota dan memberi kesadaran bahwa koperasi hanya bisa jalan jika didukung oleh anggota, via BMC customer intern (customer = anggota)
  • Untuk mengawali program sekung 2.0, bersama anggota sekung bisa menyusun manfaat (Value Preposition) koperasi lebih lanjut untuk customer extern. Baik customer yang sudah dimiliki atau mencari yang baru. Via BMC customer extern. Dan dilanjutkan dengan pelatihan tentang branding.